0

Just friends - The Blue Sorcerer #1

 Halo sobat setia 

SANG PEMBAGI ILMU

Kembali lagi di blog kami. pada hari ini kami ingin membagikan sebuah cerita buatan kami. Pasti sobat belajar tidak bosan dengan cerita kami. Cerita ini kami tujukan bagi yang kutu buku Cerita ini adalah karangan thebluesorcerer. Judul cerita kali ini berjudul Just Friends bagian yang pertama. Tanpa berkta-kata lagi mari kita baca cerita berikut ini:

Judul : Just Friends

Chapter 1


Suara bel terdengar nyaring di seluruh penjuru sekolah, menandakan jam istirahat dimulai. Anak-anak langsung berhamburan keluar dari kelas menuju kantin dengan riang bersama teman-teman mereka. Berbeda dengan mereka, ada sekumpulan cowok yang berjalan di koridor kelas sebelas sendirian. Di antara kerumunan itu, ada seorang cowok yang berjalan santai tanpa memedulikan beberapa lirikan dari para siswi di sekitarnya. Cowok itu adalah Reza, anak IPS XI-2 yang terkenal dengan ketampanan dan sifat playboy yang dimilikinya. 


Mata Reza menangkap sosok gadis cantik dari golongan IPA, membuat cowok itu tersenyum lebar. “Eh Venny, mau piket di UKS ya? Tolongin gua dong, tolong obatin luka hati aku,” ucap Reza sebelum tertawa lebar disusul dengan teman-temannya yang lain ikut menyepik Venny.


Bulu kuduk Reza agak merinding ketika merasakan tatapan tajam di belakangnya. Dia menoleh dan tersenyum cerah. “Hai, kakanda datang untuk menjemputmu adinda!” 


Gadis itu memasang wajah datar. “Udah selesai nyepik ceweknya, Za?”


Namanya Echa, anak dari IPA XI-5, terkenal karena dia adalah anak OSN, dan percaya atau tidak, Reza sudah menyukai gadis itu sejak lama. Reza diam-diam menahan senyum ketika melihat ekspresi Echa. “Cemburu ya elu?” ledek Reza, membuat Echa segera memukul cowok itu kesal. 


Reza meringis kesakitan. Echa melotot kesal. “Dasar playboy lo. Elu janji mau traktir gue setelah bantu PR IPS elo, padahal elu tau gua anak IPA. Sekarang elo dateng kesini malah cari mangsa cewek baru, dasar gak ada akhlak,” omel Echa sambil mecubit lengan Reza.


Reza meringis. “Sorry Cha, gua khilaf. Ini cubitan lo lepasin dulu plis sakit woi!” 

Echa memukul lengan Reza lagi sebelum melepaskannya. Reza mengeluh kesakitan sebelum kemudian menyeringai. “Elo cemburu gua deket-deket cewek lain ya?” Echa memukul cowok itu sekali lagi.


“Jangan mimpi lo, gua cuma butuh janji traktiran kemarin,” ucap Echa dengan ekspresi datar.


Reza menghela napas. “Kenapa sih elo gak pernah berhenti nyakitin gue? Sampai kapan lo bakal nolak gue terus?”


Echa menatap Reza datar. “Apa?”


“Denger ya Cha,” ucap Reza dan mendekati Echa sebelum gadis itu sempat memprotes. Echa tersentak dan badannya membeku melihat jarak mereka yang sangat dekat. Reza berbisik, “gue...” Jantung Echa berdebar-debar antara takut dan senang. Tanpa sadar, dia sudah menahan napas menunggu lanjutan kalimat Reza.

“...lagi nggak punya duit.”


Echa langsung menampar cowok itu menjauh dengan kesal. Reza mengeluh kesakitan memegangi pipinya yang berdenyut-denyut. “Dasar cowok modus, mulai berani ya lo! Mentang-mentang kita sahabatan lama bukan berarti gua gak bakal dilindungi kalo bokap tau elu cuma manfaatin gue!” 


Reza memelas. “Maaf Cha, tapi gua beneran gak punya duit. Gue bakal tetep traktir tapi hari lain ya. Please,” pinta Reza memelas, membuat Echa agak tak tega, terutama karena perasaannya masih kacau akibat kejadian barusan. 


“Terserah,” ucap Echa tak peduli, memutuskan untuk masuk ke kelas. 


Reza tersenyum lebar. “Kakanda pamit dulu adinda! Entar balas chat gue ya!”


“Nggak bakal!” seru Echa malas. “Berhenti jadi menjijikan bisa nggak sih?!”


Reza tertawa pergi. Cowok itu segera pergi bersama teman-temannya, dengan cepat merogoh kantong celana seragamnya dan meraih ponsel. Kebahagiaan terlihat jelas di wajahnya ketika mengetik sesuatu. Di belakangnya, Echa mengernyit ketika ponselnya berbunyi dan mengecek notifikasinya.


Reza

Besok Minggu jam 10, gue yang jemput.


Gimana ya kisah selanjutnya 

Mari saksikan cerita berikutnya

0 comments:

Posting Komentar

Ada apa?